Info Sekolah
Rabu, 29 Okt 2025
  • Strength and Honour
  • Strength and Honour
28 Oktober 2025

Menjahit Masa Depan Bangsa Melalui APBN dengan 3 Pilar Utama : Pendidikan, Kesehatan, dan Pembangunan Berkelanjutan

Sel, 28 Oktober 2025 Dibaca 32x News

Della Renaningtyas

Ketika kita membicarakan masa depan suatu negara, pada dasarnya kita sedang membahas bagaimana negara tersebut mengelola sumber dayanya. Salah satu manifestasi paling nyata dari pengelolaan ini adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu nyawa perekonomian yang menjadi tumpuan harapan jutaan rakyat. APBN bukan sekadar dokumen keuangan, tetapi mewakili filosofi pembangunan bagaimana setiap rupiah digunakan untuk membantu masyarakat menjaga kesehatan, mengakses pendidikan, dan hidup di lingkungan yang berkelanjutan. Pendidikan, kesehatan, dan pembangunan berkelanjutan adalah tiga pilar yang saling terkait yang menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Pendidikan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, kesehatan menjaga produktivitas, dan pembangunan berkelanjutan memastikan generasi mendatang dapat menikmati kehidupan yang terjamin. Namun, sejauh mana anggaran nasional kita dapat secara optimal mengintegrasikan ketiga pilar ini untuk membentuk landasan yang kokoh bagi kemajuan Indonesia?

Pendidikan sebagai pilar utama, dimana optimalisasi anggaran nasional untuk pendidikan tidak hanya berarti memenuhi kewajiban mengalokasikan 20% anggaran, tetapi juga memastikan setiap rupiah memberikan manfaat yang nyata. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang tak ternilai—bukan hanya tentang membangun ruang kelas, tetapi juga membentuk pikiran, membangun karakter, dan mengembangkan pemikiran kritis. Penelitian dalam (Yubilianto, 2020) menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan di Indonesia menghasilkan pengembalian ekonomi sebesar 10 hingga 11%. Ini berarti setiap rupiah yang diinvestasikan dalam pendidikan dikembalikan melalui peningkatan produktivitas dan pendapatan nasional yang lebih tinggi. Namun, situasi di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan daerah pelosok. Optimalisasi anggaran nasional seharusnya tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas. Pendekatan yang berfokus pada pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dapat menjadi terobosan seperti mengajarkan siswa keterampilan hijau, ekonomi kreatif, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk abad ke-21, sehingga mereka dapat bersaing di pasar global dan menjadi bagian dari ekonomi hijau di masa depan.

Pilar kedua adalah kesehatan sebagai landasan untuk produktivitas nasional yang berkelanjutan, karena tanpa kesehatan masyarakat, pembangunan berkelanjutan tidak dapat tercapai. Pandemi COVID-19 telah dengan jelas menunjukkan pentingnya sistem kesehatan yang berkelanjutan. Dalam anggaran negara (APBN), kesehatan merupakan investasi produktif dan bukan pengeluaran. Berdasarkan data (Soepardjo, 2020) menunjukkan bahwa peningkatan 10% dalam pengeluaran kesehatan publik dapat mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem hingga 1,5%. Pengeluaran kesehatan dalam anggaran negara, mulai dari program asuransi kesehatan nasional hingga perluasan fasilitas kesehatan dan distribusi tenaga medis yang merata merupakan wujud konkret komitmen pemerintah yang tak tergoyahkan terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Akan tetapi, proses optimasi belum selesai. Banyak daerah terpencil masih kekurangan tenaga medis dan infrastruktur. Maka dari itu anggaran negara di masa depan harus berfokus pada kesehatan yang berorientasi nilai dan bukan hanya soal memperluas cakupan program, tetapi juga memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan meningkatkan kualitas layanan. Seperti digitalisasi data kesehatan, penguatan kolaborasi antar kementerian, dan pendalaman pendidikan gizi di sekolah dapat menjadi inisiatif strategis untuk mendukung kebijakan kesehatan.

Selanjutnya pilar ketiga adalah pembangunan berkelanjutan, yaitu optimasi anggaran negara juga harus didasarkan pada prinsip keberlanjutan. Dalam jangka panjang, pembangunan yang mengabaikan keseimbangan ekosistem akan berdampak negatif pada perekonomian nasional. Pemerintah Indonesia telah memperkuat komitmen ini melalui Kerangka Ekonomi Hijau dan Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon. Menurut penelitian oleh (Marimuthu et al., 2021), negara-negara yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam kebijakan fiskal dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% atau lebih tanpa merusak ekosistem. Bagi Indonesia, hal ini berarti anggaran nasional harus menyeimbangkan pembangunan material dengan investasi lingkungan, seperti : energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan regenerasi hutan. Pendidikan juga memainkan peran penting di bidang ini. Melalui kurikulum yang mendorong kesadaran lingkungan, siswa tidak hanya belajar menghitung, tetapi juga cara menghitung jejak karbon mereka sendiri. Pendidikan berkelanjutan tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual, tetapi juga membentuk generasi yang berkomitmen dan bertanggung jawa terhadap masa depan bumi.

Selanjutnya membangun sinergi APBN yaitu mewujudkan dari angka menjadi aksi yang berarti optimalisasi anggaran nasional tidak hanya berarti meningkatkan ukurannya, tetapi juga memastikan setiap dana merupakan investasi sejati untuk masa depan bangsa. Penguatan mekanisme pengawasan, peningkatan transparansi, dan promosi partisipasi masyarakat harus menjadi prioritas utama. Setiap sekolah yang selesai dibangun dengan fasilitas yang memadai, setiap rumah sakit yang berfungsi dengan baik, setiap taman hijau yang tumbuh. Semua ini adalah hasil di mana kebijakan fiskal dan partisipasi masyarakat telah menghasilkan efek sinergis. Kementerian Keuangan menangani tantangan saat ini melalui kebijakan alokasi yang bijaksana dan adaptif, memainkan peran vital sebagai ‘perencana pembangunan nasional’. Digitalisasi anggaran, penguatan sumber daya manusia di departemen administrasi pemerintah, dan kolaborasi dengan sektor swasta merupakan langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas anggaran nasional.

Pada akhirnya, optimalisasi anggaran negara melampaui sekadar pengelolaan keuangan, tetapi merupakan landasan di mana masa depan bangsa dibangun. Pendidikan berkualitas, layanan kesehatan yang adil, dan pembangunan berkelanjutan—hanya jika ketiga pilar ini dapat berdiri dengan tegak dan kokoh, Indonesia dapat tetap stabil di abad ke-21. Setiap rupiah dari anggaran negara harus menjadi benih harapan dan bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk anak-anak yang suatu hari nanti akan menjadi penjaga Bumi dan pewaris bangsa. Oleh karena itu, mari kita perjuangkan pengelolaan anggaran negara yang transparan, visioner, berorientasi pada rakyat, dan berkelanjutan. Karena melalui anggaran negara, tangan yang dipenuhi tanggung jawab dan patriotisme akan membentuk masa depan bangsa ini.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar